Semoga aku berhasil melakukan percobaan ini, kataku dalam hati sambil menghirup nafas dalm-dalam.
Kuperhatikan kardus tempat barang-barang yang sudah kukumpulkan sejak seminggu lalu.
Kucatat semua list barang, berharap semoga tidak ada yang ketinggalan.
Satu gelang bundar-bundar kayu, ya kuingat ketika dia memberikannya padaku, “Ini nggak pernah aku lepas semenjak smp, aku mau kamu pegang terus ini, jangan hilang ya.”
T-shirt winning eleven yang dia pinjamkan sewaktu kita kehujanan menuju tempat kostnya, entah kenapa sampai sekarang bau tubuhnya masih saja ada, mungkin aku sudah gila.
Buku Che Guevara, yang tidak pernah kubaca habis, untuk satu hal ini, memang selera kita beda, ah tapi kenapa juga aku masih menyimpannya?
“Neng, itu tukang loaknya lagi lewat depan rumah, kardusnya jadi mau dikasi?” suara Bi Rasti tiba-tiba menyadarkanku dari lamunan.
“Hemm..bentar ya, saya beresin dulu.”
Melihat sekotak kardus yang siap dipacking itu seperti melihat separuh hatiku akan dibawa pergi.
Ingin sekali kumeneriakkan,
“Aku benci kamu hari ini, sungguh!”
Karena nyatanya, aku masih benar cinta, dan gagal lagi melakukan percobaan untuk menghapuskan dia selamanya dari hidupku, seperti kemarin.
Entah knp crt ini mengingatkan pada kel sy..anak gadis sy
wah..sama kah ceritanya? 🙂
benci, tapi masih nggak rela membuang semua yang berhubungan dengannya
Betul..
sebuah percobaan, hmmmm………..
Abis udh coba berbagai cara tpi gak bisa .. 😦